Teori Baru Tentang Terjadinya GEMPA

Apakah ledakan dalam Bumi menimbulkan gempa, ataukah sebaliknya?

Sebenarnya pertanyaan ini ditimbulkan oleh adanya pendapat sarjana Barat tentang Drifting Continents yaitu benua-benua yang senantiasa bergerak. Dengan teori ini mereka telah mengetahui adanya sejuta kali gempa bumi setiap tahun di planet ini. Tetapi mereka lupa bahwa kulit Bumi ini telah sangat kuat kukuh malah sangat rapat, karenanya terdapatlah lautan air dua pertiga dari seluruh permukaannya begitupun orang tidak takut lagi berlayar ke mana saja tanpa perasaan akan jatuh di tempat longsor ke dalam perut Bumi.

[​IMG]


Continental Drift dikatakan dengan keterangan lengkap sebagai teori, pertama kali diterbitkan oleh Alfred Wegener (Klik di sini) , meteorologis Jerman, pada tahun 1912. Dia menerangkan bahwa dulunya sekira 200 juta tahun yang lalu benua besar Pangaea telah terpecah, masing-masingnya memisah hingga kini menjadi beberapa benua dan pulau-pulau. Sayang dia tidak menerangkan penyebah terpecahnya Pangaea tersebut, karenanya teori itu belumlah lengkap sebagai dikatakan, tetapi haru berbentuk dugaan yang ditimbulkan oleh keadaan dan pengalaman yang menimpa. Dia hanya berdasarkan bentuk benua-benua yang ujung-ujungnya cocok dihubungkan, serta fosil-fosil dan hewan yang hampir bersamaan pada benua-benua itu. Sampai kini daratan-daratan Bumi tersebut masih bergerak lalu menimbulkan gempa yang mendatangkan bencana dan kematian.

Maka tercatatlah sebanyak 1.200 setasiun seismograf yang mencatat 500.000 goncangan setiap tahun di muka Bumi, di antaranya 100.000 dapat didengar dan dirasakan penduduk, dan 1.000 kali telah mendatangkan bencana. Empat dan lima gempa Bumi berlaku di sekeliling Pasifik sedangkan yang lainnya berada di sekitar India, Laut Tengah dan Atlantik.

Tetapi pada tahun I950 timbullah tantangan hebat dari kalangan ahli geofisika terhadap teori Continental Drift tersebut dengan alasan bahwa kulit Bumi di dasar lautan telah sangat keras dan kuat hingga tidak memungkinkan berlakunya pergeseran benua-benua. Namun pada tahun 1960 tersiar lagi pendapat yang membela teori Alfred Wegener dengan mengemukakan keterangan-keterangan yang menguatkan.

Yang jelas pergeseran posisi benua yang disebut dengan Continental Drift itu tidak punya alasan kuat dan tidak dapat diterima logika wajar, karena jarak antara masing-masing benua dan pulau begitu jauh, bahkan ada yang ribuan mil. Tambahan lagi permukaan Bumi ini terdiri dari 2 per 3 lautan bukan daratan.

Kini kita kembali pada pertanyaan tadi, apakah ledakan yang menimbulkan gempa, ataukah gempa yang menimbulkan ledakan?

Jawabnya ialah keduanya sama saja, gempa menimbulkan ledakan itu sendiri juga menimbulkan gempa. Yang menjadi soal adalah penyebab keduanya. Orang membagi dua macam gempa, yaitu tektonik yang ditimbulkan oleh gerak-gerik lapisan Bumi, dan vulkanik yang ditimbulkan oleh letusan gunung. Gempa tektonik hanyalah kelanjutan dari teori Continental Drift yang tanpa alasan kuat, sementara gempa vulkanik adalah akibat dari akfitivas magma dalam perut Bumi, hingga tercatat sampai sejuta kali gempa bumi besar kecil dalam satu tahun.

Suatu hal yang meniadakan pengetahuan orang Barat tentang penyebab gempa ialah dugaan mereka sendiri mengenai sirkulasi magnet Bumi. Mereka beranggapan bahwa magnet positif di selatan Bumi ke luar ke angkasa kemudian membelok ke arah utara menyelubungi planet ini, seterusnya masuk di kutub utara dan bergerak melalui perut Bumi hingga keluar lagi di kutub selatan. Demikian berulang kali berkepanjangan seperti yang termuat dalam gambar no. 1 yang dikutip dari The Pictorial Encyclopedia of Scientific Knowledge, London.

[​IMG]

Secara nyata gambar demikian telah memperlihatkan kesalahan tentang sirkulasi magnet Bumi. Kesalahan itu bilamana dijadikan dasar perkembangan ilmu pengetahuan, akan tendapatlah kekeliruan yang banyak, akhirnya berupa deadlock hingga berbagai masalah tak mungkin terpecahkan seperti yang menyangkut dengan asal-usul gempa Bumi. Padahal orang sama mengetahui bahwa semua planet bertarikan dengan Surya yang dikitarinya. Masing-masingnya bagaikan bergantung dengan tali magnet yang berhubungan dengan Surya. Jika sirkulasi magnet seperti pada gambar tadi benar kejadian maka Bumi kita tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Surya, akibatnya telah lama melayang jauh entah ke mana di angkasa luas meninggalkan Surya tersebut. Gambar itu juga memperihatkan bahwa magnet hanya berunsur positif, tiada unsur negatifnya. Keadaan demikian tidak cocok dengan kejadian sehari-hari.

a. Jika orang menempatkan suatu batang magnet buatan pada serbuk besi, maka kedua ujung magnet itu sama menarik serbuk tersebut dengan jumlah yang sama banyak. Hal ini membuktikan magnet negatif juga ada bersamaamn dengan magnet positif pada ujung yang berlainan.

b. Jika orang menggantungkan suatu batang magnet secara bebas di udara, maka ujung positif akan tertarik ke utara dan ujung negatifnya tertarik ke selatan. Hal ini membuktikan kedua macam magnet itu selalu ada bersamaan, mengenai wujud dan fungsinya.

c. Jika orang menghubungkan dua ujung kawat beraliran listrik negatif dan positif, maka dia akan menghasilkan cetusan api. Cetusan ini membuktikan adanya unsur negatif bersamaan dengan unsur positif, dan bukanlah negatif magnet itu sesuatu yang kosong hampa.

Tentang keadaan magnet demikian nyata keliru pendapat Barat seperti pada gambar tadI.
Perempuan itu walaupun termasuk golongan negatif, namun dia konkrit ada, bukan kosong hampa. Demikian pula magnet positif dan negatif Bumi.

Jadi untuk menggambarkan sirkulasi magnet Bumi yang selalu berhubungan dengan Surya yang diorbitnya, tentulah unsur magnet negatif juga harus ada bersamaan dengan magnet positif pada kutub yang berlainan. Kedua unsur magnet itu harus dihubungkan dengan Surya yang jadi tempat bergantung bagi Bumi. Tanpa perhitungan skala maka gambar itu adalah sebagai berikut:

[​IMG]

Magnet negatif yang keluar dari utara Bumi langsung bergerak ke utara Surya, keluar di permukaannya dan masuk di selatan Bumi. Sementara magnet positif yang keluar dari selatan Bumi langsung bergerak ke selatan Surya, keluar di permukaannya dan masuk lagi di utara Bumi. Kedua unsur magnet yang berlainan ini berantukan dalam perut Bumi hingga tercatatlah getaran besar kecil sepanjang tahun, dibedakan oleh besarnya radiasi yang datang dari Surya. Perbedaan besar radiasi Surya tersebut disebabkan oleh saling bertarikannya dengan 9 planet lain yang selalu mengorbit, masing-masingnya bermagnet yang sirkulasinya bersamaan dengan magnet Bumi. Manakala ada suatu planet yang kebetulan satu arah dengan Bumi terhadap Surya, maka terjadilah pembesaran radiasi Surya atas Bumi atau atas planet itu, dan berlakulah misalnya gempa, letusan gunung, tornado atau sebagainya.


Kenapa magma Bumi senantiasa panas, dan apakah dia akan berlangsung terus begitu? Boleh pula kita tambahkan di sini: Kenapa permukaan Surya tetap bergolak?

Maka dengan gambaran sirkulasi magnet Bumi tadi dapatlah diketahui kenapa magma tidak pernah mendingin tetapi selalu panas karena dia bertindak selaku fillament besar dengan tegangan tinggi yang selalu menyala dalam perut Bumi. Dia selalu dialiri arus listrik dari kutub selatan dan kutuh utara selaku anoda dan kathoda, dan dengan begitu kelirulah juga pendapat orang yang mengatakan magnet jadi hilang pada suhu yang sangat panas. Dengan gambaran tentang sirkulasi magnet tadi juga dapat pula diketahui kenapa permukaan Surya senantiasa bergolak. karena selalu mengeluarkan aliran listrik kepada 10 planet yang mengitarinya.

Kalau orang memperhatikan apa yang dinamakan dengan Van Allen Belts, lalu dihubungkan dengan keterangan kita berdasarkan Alquran sebagai di atas tadi, akan didapatlah suatu pembukaan baru tentang sirkulasi magnet bumi dengan alasan kuat. Seorang ahli fisika USA yang mengajar di University Iowa Canada, bernama James A. Van Allen, berdasarkan hasil penyelidikannya tahun 1958, dan diperkuat oleh penyelidikan pesawat tak berawak Explorer 1, 2, dan 12, telah menemukan daerah radiasi luas di angkasa keliling ekuator Bumi. Dalam daerah itu, aliran listrik yang datang dari Surya sebagian besar dapat ditangkap oleh lapangan magnet Bumi sekira ribuan mil dari permukaan planet ini. Kalau digambarkan maka daerah itu tampak berbentuk dua tanduk yang saling menantang atau berupa hilal Bulan.

Bagian dalamnya membujur pada 45° garis lintang di utara dan di selatan, sedangkan bagian luarnya sampai pada 62°.
Dikatakan bahwa datang dari Surya itu entah elektron ataukah proton. partikelnya belum diketahui, tetapi jika orang mengikuti keterangan Alquran, maka yang datang dari Surya itu bukanlah partikel tetapi sinar atau gelombang magnet yang menimbulkan perubahan cuaca atau badai magnet pada aurora di angkasa utara dan selatan bumi.


EmoticonEmoticon